Jakarta –
Timnas Indonesia dibenamkan Timnas Australia dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Skuad Garuda kurang padu dan mengecewakan.
Di Sydney Football Stadium, Kamis (20/3/2025), Indonesia kalah 1-5 dari Australia. Dalam laga itu, gawang Indonesia dibobol bergantian oleh Martin Boyle, Nishan Velupillay, Jackson Irvine (2 gol), dan Lewis Miller. Indonesia sekali membalas via Ole Romeny.
Indonesia lebih banyak menguasai bola dibandingkan Australia. Tim Merah-Putih mencatatkan 60,2 persen penguasaan bola tapi menelan kekalahan telak.
Australia bermain efektif. Ada sembilan percobaan yang dilepaskan, tujuh mencapai sasaran. Sementara itu, Indonesia bisa 11 kali menembak dengan empat shot di antaranya mencapai sasaran.
Analis sepakbola, Muhammad Kusnaeni, yang mengatakan bahwa Indonesia tampil mengecewakan dengan skuad yang mewah pada debut Patrick Kluivert.
“Saya kira, hampir semua pendukung Timnas Indonesia kecewa melihat performa tim saat menghadapi Australia. Meskipun sejak awal kita tahu laga akan sulit, tapi penampilan timnas tak seperti yang diharapkan publik,” kata Bung Kus, sapaan akrab Kusnaeni, dalam perbincangan dengan detikSport, Jumat (21/3) pagi WIB.
“Memang ada persoalan waktu persiapan yang terlalu mepet. Juga ada masalah adaptasi antara pelatih baru dengan pemain terkait game plan dan gaya bermain.”
“Tapi penampilan Timnas seharusnya tetap bisa lebih baik. Kemarin, koordinasi antarlini tidak bagus, transisi juga lemah, dan kreativitas di area pertahanan lawan masih kurang.”
“Materi pemain kita kan sebetulnya cukup bagus. Apalagi dengan adanya tambahan striker Ole Romeny yang membuat lini depan lebih tajam,” kata dia menambahkan.
Indonesia dinilai masih belum bisa bermain sebagai sebuah tim. Hal ini yang disebut oleh Bung Kus menjadi pekerjaan rumah berat Kluivert.
“Menurut saya, pelatih kurang mampu memaksimalkan potensi individu para pemain menjadi permainan tim yang solid. Pemain terkesan masih bermain sendiri-sendiri, kurang padu kerjasamanya,” kata Bung Kus.
“Secara keseluruhan, terasa sekali bahwa kematangan timnas belum terbentuk. Itu yang membuat permainan kita mudah diantisipasi lawan. Sebaliknya, pemain timnas mudah panik saat game plan di lapangan tidak jalan.”
“Kluivert punya tugas berat membenahi banyak kekurangan itu saat menghadapi Bahrain. Tantangan terbesarnya adalah waktunya tidak banyak. Kluivert sekarang harus lebih fokus dan berkomitmen dalam menyiapkan game plan. Jangan mudah tergoda mengubah game plan karena hanya akan membuat pemain kebingungan.
“Perubahan game plan saat permainan berjalan memang hal biasa. Tapi itu akan mudah dilakukan oleh tim yang sudah matang dan kerjasama timnya sudah padu. Timnas belum sampai di level itu. Semoga lawan Bahrain kita bisa melihat penampilan yang berbeda dari Jay Idzes dan kawan-kawan. Lebih padu, lebih tenang, dan lebih kreatif,” kata dia menambahkan.
(cas/aff)