Chelseas English caretaker manager Frank Lampard (C) looks at Chelseas Spanish defender Cesar Azpilicueta (2L) during the English Premier League football match between Arsenal and Chelsea at the Emirates Stadium, in London, on May 2, 2023. (Photo by Ben Stansall / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE. No use with unauthorized audio, video, data, fixture lists, club/league logos or live services. Online in-match use limited to 120 images. An additional 40 images may be used in extra time. No video emulation. Social media in-match use limited to 120 images. An additional 40 images may be used in extra time. No use in betting publications, games or single club/league/player publications. /  (Photo by BEN STANSALL/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/BEN STANSALL


London

Frank Lampard bicara soal periode keduanya melatih Chelsea yang berjalan singkat. Eks gelandang The Blues itu membongkar masalah klub.

Lampard, yang melatih Chelsea pada 2019-2021, datang lagi sebagai manajer interim pada 2023. Ia menggantikan Graham Boehly, yang dipecat manajemen.

Melatih jelang berakhirnya musim, Lampard kesulitan mengangkat performa tim. Ia cuma sekali memberi kemenangan, 2 kali imbang, dan sisanya kalah dari 11 laga.


Chelsea akhirnya tercecer ke posisi 12 klasemen Liga Inggris dan kandas di Liga Champions. Lampard kemudian tak diperpanjang, dan digantikan Mauricio Pochettino.

Frank Lampard, yang kini melatih Coventry City, bicara soal periode keduanya tersebut. Ia menilai banyak masalah di Chelsea saat itu, mulai dari gemuknya skuad hingga motivasi pemain yang merosot.

“Saya melihat hal-hal yang saya tahu tidak mungkin terjadi di sepakbola elit dan itulah kenyataannya,’ kata Lampard kepada Sky Sports.

“Saya tidak suka bekerja dalam periode singkat seperti itu, karena sulit untuk menentukan kapan Anda akan pergi, tetapi Chelsea akan selalu menjadi klub besar dalam hidup saya.”

“Tapi ketika saya memahami standar Chelsea, dalam periode waktu itu banyak pemain yang berada dalam masa transisi yang mungkin akan pergi, dan beberapa masalah, serta motivasi menjadi masalah. Dalam periode sementara itu, Anda tidak dapat benar-benar membenahinya.”

“Ketika Anda melihat hasilnya, saya cukup berpengalaman untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah dan hal-hal mendasar di tempat latihan di lapangan.”

“Saya tidak mempelajari sesuatu yang bersifat taktis, namun hal tersebut memperkuat keyakinan saya akan semua pengalaman saya, yaitu ketika Anda mengetahui bahwa sebuah tim benar-benar berjuang ke arah yang sama, betapa kuatnya hal tersebut dan jika tidak, maka akan sangat menyulitkan,” ungkap Frank Lampard.

Kini, Chelsea dilatih Enzo Maresca. Bersama manajer Italia itu, raksasa London Barat tersebut tetap kesulitan meski masih bersaing di empat besar klasemen Liga Inggris dan Europa Conference League.